
Jakarta – pttogel Pengunjung kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, dikejutkan oleh kemunculan puluhan robot humanoid yang mengenakan atribut mirip seragam polisi pada Jumat pagi (27/6). Robot-robot tersebut tampak mondar-mandir di sekitar area tugu Monas sambil melakukan berbagai gerakan layaknya personel aparat keamanan, mulai dari patroli jalan kaki hingga memberikan salam kepada warga.
Fenomena ini sontak menarik perhatian publik. Tak sedikit warga dan wisatawan yang menghentikan langkah mereka untuk merekam dan berfoto bersama robot-robot berteknologi tinggi itu. Beberapa bahkan sempat bertanya kepada petugas keamanan yang berjaga, “Ini beneran robot polisi atau atraksi?”
Bagian dari Proyek Uji Coba Teknologi Keamanan Cerdas
Diketahui kemudian bahwa penampakan robot-robot tersebut merupakan bagian dari Smart Security Project yang sedang diuji coba oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), serta sejumlah perusahaan teknologi dari dalam dan luar negeri.
Robot-robot itu merupakan prototipe “PolBot” (Police Robot) generasi ketiga, yang dirancang sebagai bagian dari program pengembangan sistem keamanan berbasis kecerdasan buatan (AI) di ruang publik. Dengan tinggi sekitar 170 cm, masing-masing robot dibekali kamera 360 derajat, sensor suara, pengenal wajah, dan sistem komunikasi dua arah yang terhubung langsung ke pusat kontrol.
Kepala Biro Teknologi Informasi dan Komunikasi Polri, Brigjen Pol Wahyu Adi Wibowo, mengatakan bahwa uji coba ini bertujuan untuk melihat kemampuan robot dalam berinteraksi dengan masyarakat dan mendeteksi potensi ancaman keamanan secara mandiri.
baca juga: real-madrid-dan-masalah-kartu-merah-antara-tekanan-taktik-dan-emosi-di-lapangan
“Kami sedang mengembangkan sistem yang bisa bantu petugas manusia, bukan menggantikan mereka. Robot-robot ini bisa digunakan untuk patroli malam, memberikan informasi kepada masyarakat, hingga mendeteksi situasi darurat di ruang publik,” ujar Wahyu dalam konferensi pers di lokasi.
Tanggapan Masyarakat: Takjub dan Penasaran
Tak butuh waktu lama, penampakan robot ini langsung viral di media sosial. Video yang diunggah akun @JakartaUpdate memperlihatkan sejumlah robot bergerak dalam formasi seperti barisan polisi. Mereka bahkan sesekali berhenti untuk ‘menyapa’ anak-anak yang mendekat. Netizen ramai mengomentari momen langka ini, ada yang kagum, namun ada juga yang skeptis.
“Wah, kayak di film sci-fi. Gila, Jakarta udah secanggih ini!” tulis akun @ria_mrt.
Namun ada juga yang mempertanyakan efektivitas robot ini. “Kalau ada copet beneran, robotnya bisa nangkep gak tuh?” tulis akun @david_indo.
Menanggapi hal tersebut, tim teknis dari BRIN menjelaskan bahwa PolBot masih dalam tahap uji coba fungsional. Meski sudah bisa merespons suara dan mendeteksi gerakan mencurigakan, robot belum memiliki kemampuan fisik untuk melakukan penindakan langsung seperti polisi manusia. Dalam situasi darurat, robot akan langsung mengirim sinyal dan data visual ke markas terdekat.
Didukung Sistem AI dan Terhubung ke Database Nasional
Yang membuat proyek ini menarik adalah integrasi sistem robot dengan National Command Center milik Polri. Melalui sambungan 5G, robot bisa menerima pembaruan perintah dan data secara real time, termasuk pencocokan wajah orang yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Robot-robot juga dilengkapi dengan modul pengenal bahasa alami (Natural Language Processing/NLP) sehingga bisa merespons pertanyaan warga, meskipun masih dalam skala terbatas dan dengan kosakata bahasa Indonesia yang sederhana.
Menurut penjelasan tim pengembang dari PT Akar Solusi Teknologi, perusahaan lokal yang turut serta dalam proyek ini, pengembangan PolBot sudah memasuki tahap 3 dari 5. Mereka menargetkan, pada 2026 mendatang, robot ini bisa dipasang secara permanen di 5 kota besar, termasuk Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, dan Makassar.
Masa Depan Keamanan Publik?
Kemunculan robot polisi ini menimbulkan banyak perbincangan mengenai masa depan keamanan dan peran teknologi di ruang publik. Beberapa kalangan menyambut baik inovasi ini sebagai bentuk adaptasi teknologi demi efisiensi dan keamanan masyarakat. Namun sebagian lainnya mengingatkan akan potensi penyalahgunaan data dan isu privasi.
Pengamat teknologi dari Universitas Indonesia, Dr. Rina Sari, mengatakan bahwa inovasi ini patut diapresiasi, namun perlu disertai regulasi yang jelas.
“Robot dengan kamera dan kemampuan AI harus diatur secara ketat. Jangan sampai malah jadi alat pengawasan massal yang melanggar hak privasi masyarakat,” katanya.
Penutup
Penampakan robot dengan atribut polisi di Monas memang mengejutkan, tetapi sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia sedang menuju era baru dalam pengelolaan keamanan publik. Terobosan ini membawa harapan besar bagi efisiensi aparat keamanan, namun juga memunculkan tantangan dan pertanyaan etis yang perlu dijawab dengan bijak.
Apakah suatu hari nanti kita akan melihat robot-robot ini berjaga di perempatan, memandu lalu lintas, atau menolong warga yang tersesat? Hanya waktu yang akan menjawab. Yang jelas, pagi ini di Monas, masa depan itu seperti sudah mulai menyapa.
sumber artikel: syakhaaantigo.com